PENDAHULUAN
Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa
dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan
penentuan strategi bersaing. Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa kemampuan
bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih
pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia
yang dimilikinya. Oleh karena itu, organisasi bisnis semakin menitik beratkan
akan pentingnya knowledge asset (asset pengetahuan) sebagai salah satu bentuk
aset tak berwujud.
Pengetahuan diakui sebagai komponen esensial
bisnis dan sumber daya strategis yang lebih sustainable (berkelanjutan) untuk
memperoleh dan mempertahankan competitive advantage . Bahkan pengetahuan telah
menjadi mesin baru dalam pengembangan suatu bisnis. Salah satu pendekatan yang
digunakan dalam penilaian dan pengukuran knowledge asset (aset pengetahuan)
tersebut adalah Intellectual Capital (selanjutnya disingkat IC) yang telah
menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi
informasi, sosiologi, maupun akuntansi.
Resource based view menyatakan bahwa IC adalah
sumber daya perusahaan yang memegang peranan penting, sama halnya seperti physical
capital dan financial capital (Asni, 2007). Berdasarkan konteks tersebut,
perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk dapat bersaing dipasaran. Pada
prinsipnya, sustainable dan kapabilitas suatu perusahaan didasarkan pada IC,
sehingga seluruh sumber daya yang dimiliki dapat menciptakan value added (nilai
tambah). Secara Intellectual Capital sebagai kapabilitas organisasi untuk
menciptakan, melakukan transfer, dan mengimplementasikan pengetahuan.
Pengertian
Modal Intelektual (Intellectual Capital)
Salah satu asset intangible yang sangat
penting di era informasi dan pengetahuan adalah modal intelektual. Modal intelektual
(intellectual capital), oleh Nahapiet dan Goshal (1998; dalam
Sugeng,2002), mengacu kepada pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh suatu
kolektivitas sosial, seperti sebuah organisasi, komunitas intelektual, atau
praktek profesional. Modal intelektual mewakili sumber daya yang bernilai dan
kemampuan untuk bertindak yang didasarkan pada pengetahuan.
Sedangkan menurut Klein dan Prusak (Stewart,
1997), modal intelektual adalah materi intelektual yang telah diformalisasikan,
ditangkap, dan dimanfaatkan untuk memproduksi aset yang nilainya lebih tinggi.
Setiap organisasi menempatkan materi intelektual dalam bentuk aset dan sumber
daya, perspektif, dan kemampuan eksplisit dan tersembunyi, data, informasi,
pengetahuan, dan mungkin kebijakan.
Jadi,
modal intelektual adalah pengetahuan (knowledge), tetapi tidak semua
pengetahuan termasuk modal intelektual. Dengan demikian, cakupan modal
intelektual adalah lebih sempit dari pengetahuan. Selain itu, pengetahuan tidak
sama dengan ilmu pengetahuan (science). Untuk menguasai ilmu pengetahuan
pada umumnya diperlukan gelar sarjana sedangkan untuk menguasai pengetahuan
tidak perlu gelar sarjana. Modal intelektual adalah bagian dari pengetahuan
yang dapat memberi manfaat bagi perusahaan. Manfaat di sini berarti bahwa
pengetahuan tersebut mampu menyumbangkan sesuatu atau memberikan kontribusi
yang dapat memberi nilai tambah dan kegunaaan yang berbeda bagi perusahaan.
Berbeda berarti pengetahuan tersebut merupakan salah satu faktor identifikasi
yang membedakan suatu perusahaaan dengan perusahaaan yang lain.
Intellectual
Capital didapat dari tiga sumber, yaitu:
1. Kompetensi karyawan, yaitu segala kemampuan,
keahlian, ketrampilan, pengetahuan, dan performa bisnis yang dimiliki oleh
karyawan (human capital).
2. Struktur “internal” organisasi, yaitu
kemampuan, keahlian, ketrampilan, pengetahuan, dan performa bisnis yang
dimiliki oleh perusahaan (Strctural capital)
3. Hubungan “eksternal”/pasar, antara lain,
dengan konsumen, supplier, dan pemerintah (customer capital).
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa modal
intelektual berhubungan erat dengan tiga pelaku bisnis utama, yaitu: karyawan,
perusahaan (manajer), dan pelanggan. Untuk mendapatkan modal intelektual yang
maksimal, maka perlu adanya interaksi yang positif di antara ketiga pihak
tersebut.
Komponen-komponen
Modal Intelektual
Menurut
Hubert Saint-Onge (Stewart, 1997) dari Canadian Imperial Bank Of Commerce
dan Leif Edvinsson dari Skandia, modal intelektual dibagi ke dalam tiga
bagian, yaitu:
1. Human
Capital (Modal Manusia).
Human Capital merupakan
pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan seseorang yang dapat digunakan untuk
menghasilkan layanan profesional dan economic rent. Menurut Coff (1997),
teori human capital dibedakan dalam 2 kategori:
a.
Firm Specific Human Capital
Merupakan pengetahuan mengenai rutinitas dan
prosedur yang khas dari sebuah perusahaan, yang membatasi nilai tersebut keluar
dari perusahaan tersebut.
b.
Industry Specific Human Capital
Merupakan pengetahuan rutinitas yang khas dalam
suatu industri yang tidak dapat ditransfer ke industri lain.
Perbedaaan antara keduanya yang utama adalah
terletak pada spesifitasnya. Industry Specific Human Capital kurang
memiliki spesifitas perusahaan, sehingga seorang profesional dapat pindah dari
satu perusahaan ke perusahaan lainnya di seluruh pasar (dalam industri yang
sama) tanpa menghilangkan nilai industry specific perusahaan sebelumnya.
Kemampuan manusia merupakan sumber dari
inovasi, sumber dari pandangan. Modal manusia merupakan suatu wadah di mana
keseluruhan jenjang atau tingkatan dimulai: sumber dari inovasi dan awal
pengetahuan. Sudut pandang kita dalam modal intelektual harus berhubungan
dengan organisasi, bukan secara individual. Perusahaan perlu memfokuskan
dirinya untuk memperoleh sebanyak mungkin modal intelektual seperti mereka
menggunakan laba. Bila tujuan utama kita adalah inovasi, baik produk baru
ataupun jasa, atau perbaikan dalam pemrosesan bisnis, maka modal intelektual
dibentuk dan disebarkan saat kebanyakan waktu dan bakat orang yang bekerja
dalam suatu perusahaan dicurahkan pada aktivitas yang menghasilkan inovasi
(Santosa & Setiawan, 2004).
Tugas
dan proses modal manusia tergantung pada 3 jenis keterampilan, yaitu:
1.
Commodity Skills: kemampuan
yang tidak spesifik untuk bisnis tertentu, dapat langsung diperoleh, dan lebih
kurang sama nilainya bagi setiap bisnis. Misalnya, perawatan AC, administrasi.
2.
Leveraged Skills: pengetahuan
yang meskipun tidak spesifik untuk perusahaan industri, namun relatif berharga
bagi suatu perusahaan dari pada perusahaan yang lain. Contohnya: Programmer di
suatu perusahaan komputer berbeda nilainya dengan programmer di suatu Bank.
3.
Propietary Skills: pengetahuan
yang spesifik bagi suatu perusahaan, yang menjadi sebuah nilai jual dan
berharga.
Tidak semua pekerja, adalah aset penting
perusahaan. Pekerja penting adalah pekerja yang memiliki modal manusia.
Pengertian modal manusia adalah pekerja yang mampu menciptakan kekayaan
(manfaat) dan nilai tambah bagi perusahaan. Pengetahuan, kompetensi, keterampilan,
dan pengalaman seorang manajer pada umumnya termasuk kategori modal manusia,
dengan syarat pengetahuannya memberi manfaat bagi perusahaan. Semakian tinggi
posisi atau jabatan seorang manajer semakian besar pula nilai modal manusianya.
Dengan kata lain, ketrampilan manajemen (general management) termasuk
modal manusia dan modal intelektual. Manajemen puncak memiliki mutu modal
manusia yang termasuk tinggi. Sedangkan bagi karyawan, keahlian dan
pengetahuannya dianggap sebagai modal manusia jikas memenuhi dua kriteria
penting, yaitu:
1.
Menjadi milik property perusahaan dan
dilindungi hak atas kekayaaan intelektual (HKI), artinya, tidak ada seorangpun
yang memiliki keahlian atau pengetahuan yang lebih baik (berharga), dan
2.
Memiliki nilai pasar, artinya, keahlian dan
pengetahuan mampu menciptakan nilai di mana pelanggan bersedia membeli nilai
tersebut.
Modal manusia berperan sangat penting dalam
sebuah perusahaan. Untuk itu supaya perusahaan itu bisa memiliki modal manusia
berarti perusahaan harus bisa menciptakan rasa kepemilikan antar pekerja dan
perusahaan itu.
2.
Structural Capital (Modal
Struktural).
Banyak perusahaan-perusahaan besar tidak
menyadari bahwa mereka mempunyai aset terbesar dalam kemampuan untuk memajukan
perusahaan mereka, yaitu dengan modal manusia yang telah mereka miliki.
Walaupun mereka menyadari akan hal tersebut, namun masih sedikit perusahaan
yang mampu memaksimalkan kegunaan dari modal manusia yang mereka miliki.
Seorang pemimpin perusahaan harus mengetahui dan melaksanakan apa yang harus
dilakukan dalam rangka memunculkan suatu kepemilikan bagi perusahaan. Itulah
modal struktural.
Alasan untuk mengelola modal struktural adalah
adanya pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan, untuk mempersingkat waktu
suatu pekerjaan, dan untuk memperbanyak manusia yang produktif. Kunci dalam
mengelola struktur ilmu pengetahuan adalah mengingat bahwa capital
organizational adalah yang pertama dan terutama. Mengelola modal struktural
bukan merupakan sesuatu yang sulit, tetapi hal itu merupakan sesuatu yang baru
dan ada banyak hal yang dapat dipelajari dari melihat bagaimana perusahaan yang
progresif dapat melakukannya.
Pengetahuan manajemen tidak akan terjadi tanpa
pengetahuan manajer. Seperti beberapa sistem organisai, metode, dan departemen.
Struktur untuk kemampuan mengatur harus jelas maksud strateginya. Di samping
membuat peta dan memperdalam keahlian, manajemen eksplisit dalam modal
struktural dapat meningkatkan produktivitas. Sebenarnya hal yang penting dalam
modal intelektual bukanlah teknologi atau membeli software baru untuk
perusahaan. Meskipun sepertinya dapat terbukti sendiri bahwa teknologi
informasi dapat sangat membantu dalam mengatur informasi, tetapi hal yang
terpenting adalah usaha-usaha yang tegas dan jelas untuk menemukan ilmu
pengetahuan yang berguna. Kesempurnaan suatu pekerjaan dalam sebuah organisasi
datang dari kesempatan untuk membuat pilihan-pilihan yang lebih bersangkutan
dengan ilmu pengetahuan. Setiap SDM diharapkan dapat menyadari bahwa informasi
dan ilmu pengetahuan yang digunakan oleh masing-masing orang dalam pekerjaan
mereka sedikitnya dinilai sama pentingnya dengan alat-alat atau muatan material
yang mereka gunakan, dan, seperti alat-alat atau material tersebut, dapat
diatur sedemikian rupa agar lebih produktif.
3.
Customer Capital (Modal
Pelanggan).
Customer capital atau
modal pelanggan adalah hubungan organisasi dengan orang-orang yang berbisnis
dengan organisasi tersebut. Saint-Onge memberi definisi customer capital sebagai
kedalaman (penetrasi), kelebaran (cakupan), dan keterkaitan (loyalti) dari
perusahaan. Edvinsson menambahkan customer capital adalah kecenderungan
pelanggan suatu perusahaan untuk tetap melakukan bisnis dengan perusahaan
tersebut (stewart, 1997).
Customer
capital muncul dalam bentuk proses belajar, akses, dan
kepercayaan. Ketika sebuah perusahaan atau seseorang akan memutuskan untuk
membeli dari suatu perusahaan, maka keputusan didasarkan pada kualitas hubungan
mereka, harga, dan spesifikasi teknis. Semakin baik hubungannya, semakin besar
peluang rencana pembelian akan terjadi, dan hal ini berarti semakin besar
peluang perusahaan belajar dengan dan pelanggan serta pemasoknya. Pengetahuan
yang dimiliki bersama adalah bentuk tertinggi customer capital.
Modal
Pelanggan adalah yang paling nyata dari ketiga jenis modal intelektual.
Fungsinya adalah menjembatani modal manusia agar mampu menciptakan hubungan
yang positif dengan konsumen, pasar, dan lembaga-lembaga tertentu. Contohnya:
loyalitas konsumen, kekuatan brand, kepuasan pelanggan, hubungan dengan
konsumen, logo, hubungan dengan pemerintah, jaringan distribusi dan pemasaran,
hak lisensi, hak distribusi, hubungan dengan rekanan, hubungan dengan perguruan
tinggi dan lembaga riset.
Perlu diwaspadai tidak semua pelanggan
menguntungkan secara finansial. Untuk membangun modal pelanggan lebih baik
diupayakan untuk mendapatkan lebih banyak bisnis dari pelanggan-pelanggan yang
menguntungkan. ketimbang mengharapkan dari pelanggan baru yang baelum tentu
memiliki tingkat loyalitas tinggi. Untuk menumbuhkan “pangsa pelanggan” (customer
share) – bukan pangsa pasar (market share) – perusahaan perlu
memberikan respon positif dan cepat terhadap kebutuhan pelanggan yang
menguntungkan. Perusahaan perlu mempelajari bisnis setiap pelanggan dan
meneruskan informasi tersebut kepada seluruh manajer, staf, dan karyawan
perusahaan. Ingat, bahwa pelanggan bersedia dan rela membayar harga premium
bagi produk dan jasa layanaan yang prima dan sangat mereka butuhkan.
Dari ketiga kategori aset intelektual: human
capital, structural capital, dan customer capital, maka customer
capital merupakan aset yang paling bernilai. Jejak mereka dalam laporan
keuangan lebih mudah ditelusuri dibandingkan dengan yang ditinggalkan orang,
sistem, atau kemampuan. Walaupun banyak sistem pelaporan keuangan perusahaan
yang tidak dirancang untuk melakukan hal tersebut, sangatlah mudah mencari
indikator customer capital, seperti pangsa pasar, tingkat retensi, dan
hilangnya pelanggan, dan laba per pelanggan.
Ada 6
cara untuk berinvestasi dalam modal pelanggan (Santosa & Setiawan, 2004):
1.
Berinovasi bersama pelanggan
2.
Memberikan wewenang pada pelanggan
3.
Memusatkan pelanggan sebagai individual
4.
Berbagi kemenangan dengan pelanggan
5.
Mempelajari bisnis pelanggan dan mengajarinya
bisnis anda
6.
Menjadi sangat dibutuhkan
Dampak
Modal Intelektual terhadap Keberhasilan Organisasi
Munculnya era informasi telah membawa dampak
yang besar di dalam dunia bisnis dan ekonomi. Modal intelektual kini memegang
peranan yang penting di dalam keberhasilan perusahaan. Secara garis besar,
modal intelektual membawa 3 dampak yang signifikan, yaitu:
1. Ekonomi
Baru Dari Informasi (The New Economics of Information)
Saat ini ekonomi tak berwujud dapat dibuktikan
sama atau lebih besar ukurannya jika dibandingkan dengan ekonomi yang berwujud.
Dunia ekonomi berwujud dan tak berwujud itu saling berdampingan, saling
berhubungan, saling melengkapi, saling berjalin, dan saling mempengaruhi.
Perwujudan aset tak berwujud, yakni modal intelektual manusia, struktural, dan
pelanggan dapat dengan kuat mendukung pekerjaan.
Aset
intelektual adalah modal intelektual dalam diri manusia, struktural, dan
manifestasi pelanggan yang dapat mendukung suatu pekerjaan dengan kuat.
Berdasarkan teorinya, ekonomi informasi mempunyai konsekuensi yang sangat
praktis dan besar bagi manajemen dan karir. Suatu perusahaan harus menemukan
suatu cara yang baru di dalam beroperasi di tengah-tengah bisnis dan ekonomi
yang baru ini. Hal ini diperlukan agar perusahaan dapat membuat keputusan yang
bijak dan tepat tentang bagaimana cara survive di dalam persaingan di
dalamnya.
Perusahaan
harus mengetahui bahkan memahami bahwa “primadona” dalam era informasi ini
bukan lagi aset fisik, tetapi lebih kepada asset intangible atau intellectual
capital (khususnya pengetahuan dan informasi). Informasi dan pengetahuan
berbeda dengan kas, sumber alam, tenaga kerja, dan permesinan (sumber daya
fisik). Oleh karena itu perusahaan harus mengelolanya dengan “cara“ yang
berbeda pula. Tabel 1 menunjukkan perbedaan antara pengetahuan dan informasi.
Aset
intelektual adalah modal intelektual dalam diri manusia, struktural, dan
manifestasi pelanggan yang dapat mendukung suatu pekerjaan dengan kuat.
Berdasarkan teorinya, ekonomi informasi mempunyai konsekuensi yang sangat
praktis dan besar bagi manajemen dan karir. Suatu perusahaan harus menemukan
suatu cara yang baru di dalam beroperasi di tengah-tengah bisnis dan ekonomi
yang baru ini. Hal ini diperlukan agar perusahaan dapat membuat keputusan yang
bijak dan tepat tentang bagaimana cara survive di dalam persaingan di
dalamnya.
Perusahaan
harus mengetahui bahkan memahami bahwa “primadona” dalam era informasi ini
bukan lagi aset fisik, tetapi lebih kepada asset intangible atau intellectual
capital (khususnya pengetahuan dan informasi). Informasi dan pengetahuan
berbeda dengan kas, sumber alam, tenaga kerja, dan permesinan (sumber daya
fisik). Oleh karena itu perusahaan harus mengelolanya dengan “cara“ yang
berbeda pula. Tabel 1 menunjukkan perbedaan antara pengetahuan dan informasi.
Tabel 1
Perbedaan
Antara Pengetahuan dan Informasi
Pengetahuan
|
Informasi
|
Pengetahuan adalah apa yang para ahli ekonomi
sebut sebagai “suatu barang publik”. Istilah itu berarti bahwa pengetahuan
dapat digunakan tanpa dikonsumsi atau dapat digunakan tanpa mengurangi
nilainya. Hal ini mengakibatkan biaya untuk mendapatkan pengetahuan tidak
dipengaruhi oleh banyaknya orang yang menggunakannya.
|
Charles Goldfinger, seorang pemikir dan
tenaga ahli jasa keuangan dari Perancis dalam bukunya L‟Utile Et Le futile: L‟Economie de I‟Immaterial
(Usefull and Useless: The Intangible Economy) mengatakan struktur
informasi berlimpah-limpah. Selalu ada banyak informasi. Tiap-tiap kegiatan
ekonomi menghasilkan lebih banyak informasi dibandingkan dengan yang
dikonsumsi.
|
Pengetahuan tidak terikat pada ruang.
Pengetahuan merupakan „wujud” dari ruang yang independen. Pengetahuan seperti
unsur partikel, dapat berada di lebih dari satu tempat pada waktu yang sama.
|
Dalam transaksi, informasi yang sudah dijual
kepada seseorang dapat dijual lagi kepada orang lain dalam bentuk item yang
sama.
|
Format pengetahuan sangat sensitif pada waktu
jika dibandingkan dengan aset fisik. Kepekaan waktu ini menjelaskan
seluruhnya mengapa industri menggunakan orang-orang dewasa yang mengantisipasi,
meramalkan, mencari pendapat umum dengan menggunakan pengetahuan.
|
Informasi yang telah dibeli atau didapatkan
dapat dijual kembali kepada orang lain dengan catatan tidak melanggar hukum
apapun.
|
Pengetahuan lebih melimpah atau berkuantitas
besar jika dibandingkan dengan sumber daya ekonomi lainnya. Manusia lebih
banyak membuat pengetahuan setiap harinya dan pengetahuan yang meningkat akan
dihargai. Menurut buku teks, nilai ekonomi terbentuk dari kurangnya atau
sulitnya mendapatkan sesuatu. Tapi, pengetahuan atau ilmu meningkat nilainya
karena kelebihan pada jumlahnya, bukan kesulitan untuk mendapatkannya.
|
Dalam pengetahuan ekonomi, sumber daya yang
langka adalah ketidaktahuan. Informasi memberikan muatan berlebih. Eli Noam,
Kepala Pusat Telekomunikasi Dan Informasi Belajar Sekolah Bisnis Di Columbia
berkata: “Nilai tambah adalah informasi yang dikurangi atau disaring”,
artinya penyaringan atau pengurangan dan pemilihan itu menghapus pengetahun
kritis: menyaring angka-angka yang relevan dari suatu massa data, memilih
data-data yang terbaik untuk suatu laporan.
|
Pengetahuan sering digantikan. Pengetahuan
terutama yang bersifat ilmiah tidak pernah lenyap.
|
Informasi tidak dapat dinilai berharga atau
tidak sampai hal tersebut dimiliki. Informasi tidak perlu dibeli lagi setelah
dimiliki.
|
Kebanyakan barang dan jasa dari pengetahuan
memiliki struktur biaya yang berbeda dari “materi yang dipadatkan”. Dalam penerbitan
buku, biaya di muka, termasuk waktu penulis dan biaya desain dan pengetikan,
lebih tinggi dari pada biaya kertas yang digunakan, pencetakan, dan proses
penyampulan dari seluruh kopi yang ada.
|
Ketika berhubungan dengan kerja yang kreatif,
tidak ada korelasi ekonomi yang berarti antara input dan output pengetahuan.
Nilai dari modal intelektual tidak sepenuhnya berhubungan dengan biaya,
sehingga tidak memungkinkan digunakan suatu standar ukuran untuk mengukur
hal-hal yang dilakukan sebagai cara menentukan kondisi sebanarnya. Modal
tetap seperti mesin lebih dapat diramal.
|
Di dalam industri yang
tergantung pada komunikasi, hal luar jaringan khususnya sangat kuat, sebab
mereka menciptakan standar yang diperlukan untuk komunikasi yang terjadi.
Jaringan kuat adalah suatu bentuk modal pelanggan. Pada era informasi,
perusahaan memanfaatkan informasi ekonomi untuk memahami strategi yang
dimilikinya dalam menjalankan usahanya dan bersaing dengan
perusahaan-perusahaan pesaing yang ada. Pengetahuan memberikan keuntungan
tambahan dalam rumusan utama dalam suatu bisnis. Pengetahuan juga memberikan
pengaruh dalam perdagangan.
Pada masa sekarang ini
pengetahuan telah tersedia dan tidak dapat dirusak. Pengetahuan merupakan hal
yang berharga, tidak dapat disangkal dan tidak dapat dihitung. Seperti yang
dikatakan mantan ketua Citicorp, Walter Wriston, bahwa “informasi yang
berhubungan dengan uang telah menjadi lebih berharga dibandingkan dengan uang
sendiri”. Peristiwa ekonomi yang tidak tampak sekarang telah menjadi sama besar
(bahkan lebih besar) dari ekonomi konkrit.
Namun sudah tidak tepat jika dikatakan bahwa ekonomi abstrak
(yang tidak tampak) berdasarkan pada ekonomi yang konkrit. Bahan-bahan, aset,
dan output dari hasil pengetahuan atau ilmu, bagaimanapun hal itu bergantung
pada sumber yang bersifat fisik, selalu berbeda dalam hal jenis. Banyak aspek
produksi, distibusi, dan „penjualan pengetahuan‟ mengarah pada analisis yang
sama dan mengikuti hukum yang sama sebagaimana pembelian dan penjualan mobil.
Ekonomi informasi yang baru memberikan
kesesuaian suatu satuan strategis yang baru dan tantangan manajemen kepada
organisasi. Mereka tidak bisa mengabaikan permintaan dan penawaran atau
mengurangi pengembalian – hukum ini belum pernah dicabut. Masalah yang dihadapi,
yaitu: kebutuhan untuk menempatkan investasi yang besar di awal. Mereka telah
melihat bisnis berteknologi tinggi itu sering mendatangkan biaya-biaya awal
yang sangat besar, apakah R&D atau dalam pengembangan jaringan. Menambah,
yang kaya semakin kaya. Singkatnya, bahwa seseorang yang mengharapkan untuk
menjalankan kurva untuk meningkatkan pengembalian memerlukan perangai seorang
penjudi tetapi dalam mengantongi suatu perusahaan besar tak satu kombinasipun
sering yang ditemukan budaya perusahaan.
2.
Organisasi Jaringan (Network
Organization)
Dalam membangun suatu organisasi, perusahaan
perlu mengetahui bagaimana dan apa saja suatu jaringan itu dapat dibentuk.
Teknologi, terutama dalam bidang informasi dan pengetahuan dapat mengubah
hirarki. Perkembangan teknologi juga mempengaruhi pola manajemen perusahaan,
karena semenjak ditemukan komputer maka susunan hirarki perusaahaan semakin
pendek, karena ada banyak pekerjaan yang dapat digantikan dengan komputer.
Terdapat jaringan-jaringan (networks)
sebelum ada komputer. Hal yang baru adalah organisasi yang dibentuk menurut
aturan jaringan, yang dimungkinkan karena akan menjadi cukup murah untuk
menaruh sebuah komputer di atas setiap meja tulis. Sebuah jaringan teknologi
memperlengkapi jaringan-jaringan sosial. Semuanya menjadi alat-alat dengan mana
organisasi bekerja. Lagi pula, operasi-operasi yang dilakukan
perusahaan-perusahaan merupakan operasi-operasi yang kritis. Oleh karena itu
diperlukan adanya efisiensi dalam perusahaan. Itulah yang „dibawa‟ oleh organisasi jaringan (network
organization)
Organisasi
jaringan telah mengubah pekerjaan para manajer. Dalam dunia kerja pada zaman
ini yang dibutuhkan bukan hanya relasi atau mitra kerja yang banyak tetapi
adanya jaringan di mana para pebisnis bisa melakukan transaksi melalui jaringan
ini, dan dengan adanya jaringan ini, banyak cara kerja manajer mulai berubah.
Tantangan
yang terbesar bagi manajer di dalam menghadapi era informasi ini adalah untuk
menciptakan suatu organisasi yang dapat berbagi pengetahuan. Jaringan-jaringan
berbuat seperti demikian; mereka menghubungkan orang ke orang dan orang ke
data. Mereka membiarkan informasi yang sekali mengalir sampai hirarki.
Untuk
satu hal, jaringan-jaringan menumbangkan wewenang manajerial. Mereka mengilhami
suatu gaya atau corak informasi; perilaku atasan – misalnya para atasan akan
berbuat dengan mudah semua urusan pekerjaan mereka. Orang-orang berkomunikasi
pada jaringan
elektronik
adalah lebih sedikit segan pada atasan mereka dan lebih mungkin untuk berbicara
dengan pikiran mereka, kadang-kadang sampai melampaui batas.
Dalam
dunia sekarang ini, pekerjaan-pekerjaan manajemen dasar, misalnya perencanaan, budgeting,
dan pengawasan, haruslah dilakukan secara berbeda. Alat-alat seperti e-mail, teleconferencing
(konferensi jarak jauh), dan groupware memungkinan orang bekerja
bersama-sama kendati berada pada jarak jauh dan kebanyakan hampir tidak
memperdulikan perbatasan-perbatasan departemen atau korporat, yang dihubungkan
dengan jaringan-jaringan yang menakjubkan.
Tepi
jaringan, yaitu bagian yang dapat mengantarkan atau mengirimkan informasi tepat
pada waktunya. Ia dapat menambah nilai-khususnya nilai informasi, yang paling
penting dan sampaikan secara tepat dan akurat ketimbang sebuah birokrasi. Ini
terjadi karena dua alasan:
1. Hirarki-hirarki menyaring informasi, yaitu
untuk menjaga sistem berjalan secara berurutan dan informasi bergerak “melalui
saluran-saluran” yang naik dan turun. Ini berarti informasi tersebut diedit,
ditunda, dipolitisir, dan kadangkala dihancurkan.
2. Adanya efisiensi dan efektivitas di dalam
penyampaian laporan. Pada organisasi jaringan/network, maka hanya
terdapat beberapa divisi/bagian, sehingga komunikasi antar bagian dapat menjadi
lancar dan cepat serta akurat.
Hirarki-hirarki juga menganggap
pengetahuan-umpamanya pengalaman manajemen senior. Rahasia paradoksial dalam
hal mnembangun sebuah organisasi jaringan yang efisien adalah terletak pada
adanya redudansi yang cukup untuk menjaga setiap orang masuk dalam suatu
lingkungan.
Dampak-dampak
dengan munculnya teknologi informasi dan sistem network:
1.
Peningkatan manfaat koordinasi dalam hirarki
dan keuntungan harga dari pasar secara seimbang dan sinergis.
2.
Penurunan biaya penjualan dan utang yang buruk.
3.
Penurunan biaya transaksi
4.
Munculnya pengambilan keputusan desentralisasi.
5.
Peningkatan jangkauan transaksi dalam struktur
pasar (efisiensi)
6.
Penurunan biaya informasi (menciptakan,
mnengolah, dan mengirimkan informasi)
7.
Peningkatan outsourcing.
8.
Hambatan masuk ke dalam industri menurun
9.
Peningkatan network sebagai “perusahaan
yang sebenarnya”
10. Focus
perusahaan semakin ketat.
11. Pemecahan
perusahaaan besar.
12. Meningkatkan
intelellctual capital dalam perusahaan.
13. Keuntungan
modal finansial.
Modal finansial merupakan bagian terkecil;
perusahaan mempunyai pengungkit yang hebat pada modal intelektual mereka.
Perusahaan yang menyewa keahlian untama mereka adalah perusahaan yang berada
dalam bahaya untuk kehilangan. Tetapi perusahaan yang dapat mempertahankan
keahlian utama merka mampu untuk mengungkit modal intelektual mereka melebihi
pasar yang lebih besar daripada perusahaan tersebut bahkan dapat untuk diraih.
Perusahaan
dalam jaringan ekonomi menghadapi suatu tantangan yang besar dan persaingan. Di
mana dalam suatu jaringan, adanya pertentangan antar masing-masing anggota yang
berbeda saling bersaing satu dengan yang lain dalam satu organisasi.
Networking
adalah
lot-lot lebih daripada sekadar suatu ide metafisis, suatu fenomena teknologi,
atau suatu “hot industry”. Itu merupakan perkembangan yang paling
penting dalam manajemen. Dalam perusahaan-perusahaan yang kekayaannya adalah
modal intelektual, jaringan-jaringan, dari pada hirarki-hirarki, semuanya
merupakan rancangan organisasi yang tepat. Networking adalah „jawaban‟ bentuk organisasi dari era informasi
3.
Karir di era informasi (Career
in the information age)
Karir merupakan suatu kata yang tidak begitu
diperdulikan arti sesungguhnya oleh masyarakat beberapa dekade yang lalu,
karena kurangnya pengetahuan yang ada dalam manajemen dan dalam diri pekerja
itu sendiri. Tapi sekarang jaman telah memperlihatkan suatu hal lain yang lebih
nyata dibandingkan dengan jaman yang lalu, kata “karir” begitu terdengar lebih
berharga dan orang, khususnya pekerja lebih memperjuangkan haknya dalam posisi
di suatu perusahaan.
Kata “kepunahan” yang dikeluarkan oleh David
Robinson memang suatu kata yang tepat dan memang menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya dalam dunia karir, tinggal bagaimana caranya kita mengimplemantasikan
strategi yang baru tersebut dalam kehidupan yang nyata. Karir dalam kenyataan
ekonomi yang ada sekarang banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
menyebabakan karir tersebut dipenuhi oleh berbagai kontradiksi dan kebingungan
dan hal ini juga disebabkan oleh berbagai tuntutan dan persaingan yang ada,
baik secara internal maupun eksternal. Setelah lebih dari beberapa dekade
kehidupan para pekerja mengacaukan atau merubah perusahaan, karena perusahaan
tidak dapat memberikan suatu jaminan dalam bekerja tetapi memberikan suatu
tantangan yang harus dipenuhi oleh para pekerja apabila ia ingin terus bekerja.
Perusahaan sekarang banyak menuntut suatu keahlian yang lebih dan harus selalu
disesuaikan dengan keadaan sekarang, karena pandangan tentang aset fisik mulai
tergeser oleh aset yang bersifat tidak terlihat yaitu aset intelektual. Hal
itulah sebenarnya yang dikatakan oleh David Robinson tentang “kepunahan”.
Walaupun era informasi yang sekarang ini
mempunyai banyak tuntutan tapi perusahaan yang mampu dalam memenuhi tuntutan
tersebut akan tetap bertahan. Model baru dalam dunia karir adalah suatu model
di mana modal intelektual yang lebih ditonjolkan dibandingkan dengan aset fisik
yang dipunyai oleh perusahaan dan para pekerja akan lebih berpikir tentang apa
yang dapat mereka berikan bagi perusahaan dan bagaimana mereka dapat meng-up-grade
skill yang mereka punyai dan bagaimana cara pengimplementasiannya dalam
dunia karir ini apabila suatu hari mereka dipekerjakan oleh perusahaan.
Perubahan model suatu karir mengikuti perubahan
alami dari suatu pekerjaan. Dinamika dan pentingnya modal intelektual, tidak
hanya modal manusia, tetapi juga struktural dan aset organisasi. Perubahan
struktur organisasi dapat memberikan dampak adanya berbagai perubahan yang
terjadi di dalam organisasi. Individu yang kreatif akan memanfaatkan perubahan
yang terjadi untuk mencapai keberhasilan karir. Individu dapat mempergunakan
kesempatan yang ada untuk meraih keberhasilan karir, setelah mengetahui
kompetensi yang dibutuhkan pada karier tanpa batas. Namun, adanya pergeseran
dari karir terbatas menuju karir tanpa batas menghadapkan individu pada suatu
masalah di luar pengalaman yang telah dimiliki.
Pengembangan
karir tanpa batas telah menuntut perlunya leksikan yang dapat dipergunakan untuk
melakukan evaluasi, perencanaan, peninjauan ulang, dan analisis karir tanpa
batas. Leksikan karir tradisional perlu ditinggalkan untuk mengantisipasi dunia
karir tanpa batas di mana adaptasi terhadap kemungkinan yang akan muncul
merupakan hal yang mendesak.
Perubahan struktur organisasi telah membawa
dampak pada kompetensi yang dibutuhkan individu untuk mengembangkan karirnya.
Karir tanpa batas (the boundaryless career) menuntut individu untuk
mempergunakan leksikan dan manajemen karir untuk mencapai keberhasilan karir.
Leksikan karir tradisional akan ditinggalkan untuk mengantisipasi dunia karir
tanpa batas. Manajemen karir dalam karir tanpa batas akan dipergunakan oleh
individu untuk meminimalkan ketidaksesuaian penempatan peran, meningkatkan
kompetensi dan menempatkan individu dalam posisi kunci (khususnya posisi
kepemimpinan).
Tujuan
manajemen karir ini akan tercapai apabila menghubungkan sistem tenaga kerja dan
sistem pasar kerja melalui sistem informasi manajemen. Para manajer sistem
informasi manajemen dapat membantu individu dalam mengembangkan karirnya dan
secara otomatis mempertahankannya.
Sangkala (2006) mendefinisikan Intellectual
Capital sebagai hasil dari proses transformasi pengetahuan atau pengetahuan itu
sendiri yang di transformasikan dalam asset yang bernilai bagi perusahaan.
Salah satu area yang menarik perhatian akademisi maupun praktisi adalah terkait
dengan kegunaan IC sebagai salah satu alat untuk menentukan nilai perusahaan
(Edvinsson dan Malone, 1997) dalam Ulum (2008) . Pendapat tersebut selaras
dengan pendapat Abidin (2000), yang menyatakan bahwa market value terjadi
karena masuknya konsep modal intelektual yang merupakan faktor utama yang dapat
meningkatkan nilai suatu perusahaan.
Nilai suatu perusahaan dapat tercermin dari harga
yang dibayar investor atas sahamnya dipasar. Semakin meningkatnya perbedaan
antara harga saham dengan nilai buku aktiva yang dimiliki perusahaan
menunjukkan adanya hidden value. Penghargaan lebih atas suatu perusahaan dari
para investor tersebut diyakini disebabkan oleh modal intelektual yang dimiliki
perusahaan (Chen et.al, 2005). Berkurangnya atau bahkan hilangnya aktiva tetap
dalam neraca perusahaan tidak menyebabkan hilangnya penghargaan pasar terhadap
perusahaan, hal tersebut tercermin dari banyaknya perusahaan yang memiliki
aktiva berwujud yang tidak signifikan dalam laporan keuangan namun penghargaan
pasar atas perusahaan perusahaan tersebut sangat tinggi (Roos et al., 1997
dalam Sawarjuwono, 2003).
Oleh karena itu Intellectual Capital telah menjadi
aset yang sangat bernilai dalam dunia bisnis modern. Hal ini menimbulkan
tantangan bagi para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur dan
mengungkapkannya dalam laporan keuangan. Akuntansi tradisional yang digunakan
sebagai dasar pembuatan laporan keuangan dirasa gagal dalam memberikan
informasi mengenai IC (Sawarjuwono, 2003). Dilain pihak, para pengguna laporan
keuangan membutuhkan informasi kuantifatif dan kualitatif sebagai evaluasi
kinerja perusahaan serta informasi mengenai IC yang dimiliki perusahaan.
Praktik akuntansi tradisional hanya mampu
mengakui intellectual property sebagai aset tak berwujud dalam laporan
keuangannya, seperti paten, merk dagang dan goodwill (Starovic et.al, 2003).
Intangible baru seperti kompetensi staf, hubungan pelanggan, model simulasi,
sistem komputer dan administrasi tidak memperoleh pengakuan dalam model
keuangan tradisional, ungkap Stewart (1997) dalam Tan et al., 2007). Pengakuan
terhadap modal intelektual yang merupakan penggerak nilai perusahaan dan
keunggulan kompetitif makin meningkat, meskipun demikian pengukuran yang tepat
atas modal intelektual masih terus dicari dan dikembangkan (Chen et.al, 2005).
Sulitnya mengukur Intellectual Capital secara
langsung tersebut, kemudian Pulic (1998) mengusulkan pengukuran secara tidak
langsung terhadap IC dengan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai
tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added
Intellectual Coefficient – VAIC™). Konsep nilai tambah adalah indikator
obyektif secara keseluruhan dari kesuksesan bisnis dan menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menciptakan nilai dengan memasukkan investasi sumber daya
termasuk gaji dan bunga untuk aset keuangan, deviden, pajak serta biaya
research and development.
Komponen utama dari VAIC™ yang dikembangkan
Pulic (1998) tersebut dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical
capital (VACA – value added capital employed), human capital (VAHU – value
added human capital), dan structural capital (STVA – structural capital value
added). VAIC™ juga dikenal sebagai value Creation Efficiency Analysis, dimana
merupakan suatu indikator yang dapat digunakan dalam menghitung efisiensi nilai
yang dihasilkan dari perusahaan yang didapat dengan menggabungkan CEE (capital
employed efficiency), HCE (human capital efficiency), dan SCE (structure
capital efficiency) (Pulic, 1998).
Lebih lanjut Pulic (1998) menyatakan bahwa
intellectual ability (yang kemudian disebut dengan VAIC™) menunjukkan bagaimana
kedua sumber daya tersebut (physical capital dan intellectual potential) telah
secara efisien dimanfaatkan oleh perusahaan. VAIC™ dirasakan memenuhi kebutuhan
dasar ekonomi kontemporer dari “sistem pengukuran” yang menunjukkan nilai
sebenarnya dan kinerja suatu perusahaan. Penciptaan value added pada perusahaan
memungkinkan benchmarking dan memprediksi kemampuan perusahaan di masa depan.
Hal ini berguna bagisemua stakeholder yang berada di dalam value creation
process (pemberi kerja, karyawan, manajemen, investor, pemegang saham dan mitra
bisnis) dan dapat diterapkan pada semua tingkat aktivitas bisnis (Pulic, 2000).
Hubungan antara VAIC™ dengan kinerja keuangan telah dibuktikan secara empiris
oleh beberapa peneliti baik di Indonesia maupun luar negri, diantaranya adalah
Chen et al. (2005); Firer dan William (2003); Belkaoui (2003); Mavridis (2004);
serta Tan et. al. (2007).
Sedangkan penelitian di Indonesia antara lain
dilakukan oleh: Sampurno (2007); Ulum (2008); serta Kuryanto (2008). Penelitian
penelitian tentang pengaruh IC terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut
masih menunjukkan hasil yang beragam baik dalam hasil penelitian, obyek
penelitian, proksi variabel IC, maupun alat analisisnya. Chen et al. (2005)
menggunakan model Pulic (VAIC™) untuk menguji hubungan antara IC dengan nilai
pasar dan kinerja keuangan dengan sampel 4.254 perusahaan yang go public di
Taiwan Stock Exchnge tahun 1992 2002. Hasilnya menunjukkan bahwa IC berpengaruh
secara positif terhadap nilai pasar dan kinerja perusahaan. Chen et al. (2005)
juga berhasil membuktikan bahwa Biaya Research & Development merupakan
informasi tambahan yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Sedangkan biaya
iklan tidak berpengaruh terhadap nilai pasar dan kinerja perusahaan.
Sementara penelitian yang dilakukan Tan et al.
(2007) menggunakan sampel 150 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Singapore
sebagai sampel penelitian. Hasilnya konsisten dengan penelitian Chen et al.
(2005) bahwa IC (VAIC™) berhubungan secara positif dengan kinerja perusahaan;
IC (VAIC™) juga berhubungan positif dengan kinerja perusahaan di masa
mendatang. Penelitian ini juga membuktikan bahwa rata rata pertumbuhan IC
(VAIC™) suatu perusahaan berhubungan positif dengan kinerja perusahaan di masa
mendatang. Selain itu, penelitian ini mengindikasikan bahwa kontribusi IC
(VAIC™) terhadap kinerja perusahaan berbeda berdasarkan jenis industrinya.
Temuan dari Tan et al. (2005) tersebut selaras dengan penelitian Bontis (2001)
dan Belkaoui (2003) yang menyatakan bahwa IC (VAIC™) berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Di Indonesia, penelitian tentang IC diantaranya
telah dilakukan oleh Ulum (2008) yang menguji hubungan IC terhadap kinerja
perusahaan dan kinerja perusahaan masa depan. Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa: (1) IC (VAIC ) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, (2) IC
(VAIC ) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan, (3) ROGIG
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan. Berbeda
dengan penelitian penelitian diatas, penelitian Firer dan Williams (2003) menggunakan
objek 75 perusahaan sektor bisnis yang go public di Afrika Selatan pada tahun
2001. Dimana dalam penelitiannya, IC diproksikan dengan VAICTM dan dianalisis
menggunakan korelasi dan regresi sederhana.
Hasil dari penelitian tersebut mengindikasikan bahwa
hubungan antara efisiensi value added dari sumber daya utama perusahaan (VAIC™)
dengan tiga ukuran kinerja perusahaan (yaitu profitabilitas ROA, produktivitas
ATO, dan MB market to book value) secara umum adalah terbatas dan tidak
konsisten. Secara keseluruhan, dari hasil penelitan Firer dan Williams (2003)
tersebut menyatakan bahwa physical capital (modal fisik) merupakan faktor yang
paling signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di Afrika Selatan.
Sedangkan hasil penelitian Kuryanto (2008) selaras dengan penelitian Firer dan
William (2003) tersebut, dimana hasilnya menyatakan bahwa tidak ada pengaruh
positif antara IC dengan kinerja keuanganperusahaan.
Penelitian Chen et al. (2005) tersebut
merupakan pengembangan dari penelitian Firer dan William (2003). Dimana
pengukuran kinerja IC sebagai variable independen diantara kedua penelitian
tersebut menggunakan model yang sama yaitu VAIC™ yang dikembangkan oleh Pulic
(1998). Sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam kedua penelitian tersebut
berbeda. Chen et al. (2005) menggunakan variabel Market to Book Value Ratios of
Equity (M/B) dan kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan oleh return on
equity (ROE), return on asset (ROA), pertumbuhan pendapatan, dan produktivitas
karyawan.
Sementara Firer dan William (2003) menggunakan
kinerja perusahaan (profitabilitas diproxykan return on asset (ROA) ,
produktifitas diproxykan rasio penjualan dibagi total aset (ATO), dan nilai
pasar diproxykan market to book value ratio (MB). Perbedaan penelitian yang
dilakukan Chen et al. (2005) serta Firer dan William (2003) baik dalam hal
sampel penelitian, proksi variabel penelitian, tempat penelitian serta waktu
penelitian, selanjutnya mengakibatkan hasil penelitian yang berbeda. Chen et.al
(2005) berhasil membuktikan bahwa IC berpengaruh terhadap nilai pasar dan
kinerja perusahaan.
Sedangkan temuan Firer dan William (2003)
berbanding terbalik dengan temuan Chen et.al (2005) yaitu hubungan IC dengan
kinerja perusahaan secara umum terbatas dan tidak konsisten. Secara
keseluruhan, temuan Firer dan William (2003) tersebut menunjukkan bahwa
physical capital merupakan faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan di Afrika Selatan. Berpijak dari hasil penelitian Chen et.al
(2005) serta Firer dan William (2003) yang menunjukkan hasil kontradiktif
tersebut, maka menarik untuk dikaji ulang dengan melakukan penelitian mengenai
Modal Intelektual.
Penelitian ini berusaha mereplikasi penelitian
yang pernah dilakukan Chen et.al (2005) dengan beberapa modifikasi dan
penyesuaian dengan kondisi di Indonesia. Penelitian Chen et.al (2005) dipilih
karena merupakan penelitian terkini mengenai IC dengan metode VAIC™ yang
merupakan penyempurnaan atas penelitian Firer dan William (2003). Penyempurnaan
yang dilakukan Chen et.al. (2005) tersebut adalah dengan memasukkan variabel
nilai pasar perusahaan dimana dalam penelitian Firer dan William (2003) belum
diteliti.
Selanjutnya Penelitian ini mengukur pengaruh
Intellectual Capital (dalam hal ini diukur dengan VAIC™) terhadap kinerja
keuangan perusahaan, nilai pasar perusahaan dan pertumbuhan serta perbedaan
kinerja IC antar industri pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Beberapa penyempurnaan yang dilakukan dalam penelitian ini atas
penelitian yang pernah dilakukan oleh Chen et al. (2005) adalah dalam hal
variabel penelitian, indikator variabel, sampel penelitian, serta alat analisis
yang digunakan. Dalam penelitian Chen et al. (2005), pertumbuhan pendapatan
(GR) menjadi salah satu indikator kinerja keuangan perusahaan.
Dimana dalam penelitian ini pertumbuhan
dijadikan variabel independen yang terpisah, sehingga dalam penelitian ini
terdapat penambahan satu variabel independen baru yaitu pertumbuhan perusahaan.
Pemisahan variabel pertumbuhan tersebut dikarenakan kinerja keuangan yang
digunakan dalam penelitian ini diukur dengan rasio keuangan. Dalam beberapa
literatur mengenai kinerja keuangan (Horne dan Wachowicz, 2005; Agnes, 2008)
tidak memasukkan unsur pertumbuhan dalam rasio keuangan. Penelitian ini
dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena sejauh ini, penelitan yang
menghubungkan Modal Intelektual terhadap nilai pasar perusahaan belum banyak
ditemukan di Indonesia.
Pemilihan sektor manufaktur sebagai sampel
untuk tujuan homogenitas sampel sehingga hasil yang bias bisa dihindari. Alat
analisis yang digunakan dalam penelitian ini juga berbeda dengan penelitian
Chen et al. (2005). Dimana dalam penelitian ini digunakan Partial Least Square
(PLS) karena seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
variabel laten yang tidak bisa diukur secara langsung. PLS juga memungkinkan
analisis sekaligus atas variabel laten dengan beberapa indikator. Sementara
dalam penelitian Chen et al. (2005) menggunakan alat regresi berganda sehingga
pengujian harus dilaksanakan berulang untuk setiap indikator pembentuk variabel
dependennya. Pemilihan model VAIC™ sebagai proksi atas IC mengacu pada
penelitian Chen et al. (2005); Firer dan William (2003); dan Tan et al. (2007).
Kinerja keuangan yang digunakan adalah current ratio (CR), debt to equity ratio
(DER), rasio penjualan terhadap total aset (ATO), return on investment (ROI),
dan return on equity (ROE).
Pemilihan indikator kinerja keuangan tersebut
mengacu pada penelitian Chen et al. (2005) dan Firer dan William (2003) yang
telah dikembangkan dengan menambahkan indikator likuiditas dan leverage.
Indikator pertumbuhan perusahaan yang digunakan adalah pertumbuhan laba (EG)
dan pertumbuhan aktiva (AG). Sedangkan nilai pasar perusahaan diproksikan
dengan price to book value ratio (PBV) dan price to earning ratio (PER), dimana
indikator tersebut merupakan pengembangan terhadap penelitian Chen et al.
(2005).
KESIMPULAN
Resource based view menyatakan bahwa
Intellectual Capital adalah sumber daya perusahaan yang memegang peranan
penting, sama halnya seperti physical capital dan financial capital (Asni,
2007).
Sangkala (2006) mendefinisikan Intellectual
Capital sebagai hasil dari proses transformasi pengetahuan atau pengetahuan itu
sendiri yang di transformasikan dalam asset yang bernilai bagi perusahaan.
Intellectual Capital berpengaruh secara positif terhadap nilai pasar dan
kinerja perusahaan.
Berkunjung kawan, salam perkenalan dara saya. Blog nya bagus, tulisannya juga bermanfaat. kalau ada waktu kunjungi blog saya ya obat herbal asam urat | obat stroke
BalasHapus
HapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
KABAR BAIK!!!
HapusNama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.
Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan
Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com
Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.
Sepatah kata cukup untuk orang bijak.
min mau tanya nih cara melihat komponen-komponen intellectual capital pada laporan keuangan tahunan perusahaan gimana ya?
BalasHapusThanks
min saya mau tanya, modal intelektual itu ada hubungannya dengan laba bersih gak? sebelumnya terimakasih
BalasHapusNama saya Ny. Amalia Amangkurat, saya seorang janda dan saya kehilangan suami saya 4 tahun yang lalu dan saya merawat anak-anak, sekarang saya menghasilkan uang untuk membayar sewa dan beberapa hutang tetapi saya tidak punya uang untuk membayar, tetapi kakak bercerita tentang seorang teman yang mendapat pinjaman dari ibu Rika tanpa jaminan dan saya diberitahu bahwa dia adalah ibu yang jujur, jadi saya mengajukan pinjaman sebesar 50 juta sehingga setelah proses pinjaman dipindahkan ke rekening bank BCA saya dan hari ini saya punya toko saya menjalankan bisnis saya dan hari ini saya telah melunasi hutang saya dan semua tagihan saya, semua berkat Rika Anderson Loan Company adalah pemberi pinjaman yang baik, Ibu, hubungi dia di email rikaandersonloancompany@gmail.com, Whatsapp: +19147057484 dapatkan informasi tentang cara mendapatkan pinjaman. Jika ada keraguan atau ketakutan, Anda selalu dapat menghubungi saya melalui amaliaamangkurat@gmail.com
BalasHapusKABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.
Assalamualaikum Wr. Wb.
BalasHapusWhatsApp Only::::{+33753893351}
Email:::::::::{aditya.aulia139@gmail.com}
{iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}
Nama saya Aditya Aulia saya mengalami trauma keuangan karena saya ditipu dan ditipu oleh banyak perusahaan pinjaman online dan saya pikir tidak ada yang baik bisa keluar dari transaksi online tapi semua keraguan saya segera dibawa untuk beristirahat saat teman saya mengenalkan saya. untuk Ibu pada awalnya saya pikir itu masih akan menjadi permainan bore yang sama saya harus memaksa diri untuk mengikuti semua proses karena mereka sampai pada kejutan terbesar saya setelah memenuhi semua persyaratan karena permintaan oleh proses saya bisa mendapatkan pinjaman sebesar 350jt di rekening Bank Central Asia (BCA) saya saat saya waspada di telepon saya, saya tidak pernah mempercayainya, agaknya saya bergegas ke Bank untuk memastikan bahwa memang benar ibu kontak sekarang mengalami terobosan pemanasan jantung dalam kehidupan finansial Anda melalui apakah itu BBM INVITE-nya: {D8980E0B} atau apakah kamu ingin mengkonfirmasi dari saya? Anda bisa menghubungi saya melalui surat saya: {aditya.aulia139@gmail.com} dan juga Anda bisa menghubungi perusahaan CREDIT UNION DAYA LESTARI via: {mail:iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}